Jumat, 23 November 2012

Aku Tidak Malu (apapun pekerjaanmu) Calon Suamiku

                  Pernah Suatu hari saya mendapati cerita dari salah seorang teman kantor entah dari mana sumbernya saya lupa yang pasti itu cerita sangat bisa untuk dijadikan pelajaran. Masih jelas tentang cerita itu kisah yang intinya status pekerjaan wanita (istri) memiliki penghasilan lebih banyak dari sang lelaki (suami).penghasilan istri 5 kali lipat dari penghasilan suaminya yang hanya pedagang(entah pedagang apa aku lupa),si istri yang bekerja di kantor dengan status yang kemungkinan level mid manager keatas. Si istri bisa mendapatkan apa saja yang dia mau dari penghasilannya sendiri tanpa merepotkan (meminta nafkah) suaminya.Namun sang suami yang sadar akan posisi dan kewajibannya. Ia tak pernah lelah untuk berdagang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. meskipun yang dia tau tanpa ia bekerja pun semua kebutuhannya bisa terpenuhi dari penghasilan istri.
                Pada Akhirnya sang istri pun resign dari tempat kerjanya yang sudah cukup banyak memberikan keberlimpahan materi,tak ayal ia pun mendapatkan cemoohan dari keluarganya.yang menurut mereka alasan sang istri pedagang tidak masuk akal.Alasan istri tersebut memilih resign itu karena jika dia bertahan di perusahaan itu sampai kapan dia mampu menghargai penghasilan suaminya. Dengan resignnya sang istri dari perusahaan, sang istri lebih mampu untuk menghargai pemberian nafkah dari suaminya yang notabene dia tahu kalau suaminya sudah mau memberikan dengan ikhlas nafkah yang ia usahakan dengan "menjual keringat" dari berdagang.
               Jujur Sebagai manusia materi terkadang menjadi pemicu ketidakharmonisan suatu hubungan. Apalgi suami istri,tidak jarang saya mengetahui langsung dari narasumber kalau rumah tangga mereka itu "berantakan" hanya karna materi.
               Kesimpulannya kenapa kita harus malu kalau memang pekerjaannya halal?
               Apa salah seseorang bekerja sebagai kuli?
               Apa salah seseorang bekerja sebagai pedagang?
               Apa salah seseorang bekerja sebagai pencari rongsok?
               Apa salah seseorang bekerja sebagai tukang batu?
               Apa salah seseorang bekerja sebagai tukang becak?
    Bukankah mereka tidak merugikan orang lain? bukankah mereka sama sekali tidak merepotkanmu? bukankah mereka hanya ingin kebutuhan keluarga dan orang yang disayanginya kelak tidak sepertinya?
kenapa kalian hanya memandang sebelah mata ke mereka?
Mereka tidak mencuri bukan?
Mereka tidak mengemis bukan?
ahhhh rasanya saya pun harus bersiap dengan semua kemungkinan ke depan(calon suamiku)
saya sudah siap apapun pekerjaanmu dan asalkan halal untukku dan keluargaku meskipun kadang status serasa tidak mengharapkan kita bersama.
I love you just the way you are         


Saturday, November 24 2012
at my office when i thinking about your job    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar